Minggu, 10 Februari 2019

RESENSI BUKU PSIKOLOGI PENDIDIKAN (landasan Psikologi Proses Pendidikan)



RESENSI BUKU
BUKU 2
 
Data Buku 
Judul buku      : Landasan Psikologi Proses Pendidikan
Pengarang       : Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata
Penerbit           : PT REMAJA ROSDAKARYA
Tahun terbit     : Cet 6, 2011
Kota terbit       : Bandung
No. ISBN        : 979 692 240 1
Tebal Buku      : 286 halaman
Harga Buku     : RP. 65.000
                   Oleh: Rahma Mustika Kanapi


§  Ringkasan Buku
Landasan filosofis pendidikan merupakan bagian penting yang harus dipelajari dalam dunia pendidikan, hal ini dikarenakan pendidikan bersifat normatif dan perspektif. Selain itu juga, dengan filosofis pendidikan kita akan mengetahui mengapa, apa, dan bagaimana kita melakukan pelajaran, siapa yang kita ajar, dan mengenai hakikat belajar. Buku ini hanya berlaku untuk 1 semester yang terdiri dari 14 pokok bahasan, setiap 1 pokok bahasan terdiri dari sub bab.

Bab 1
Proses Pendidikan
Dalam bab proses pendidikan ini terdapat pembahasan tentang interaksi pendidikan, tujuan pendidikan, lingkungan pendidikan, dan bentuk pendidikan.
1.      Interaksi pendidikan yaitu saling pengaruh antara pendidik dengan peserta didik. Dalam saling mempengaruhi ini peranan pendidik lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih berpengalaman, lebih banyak menguasai nilai-nilai, pengetahuan dan keterampilan
2.      Tujuan pendidikan selalu terarah kepada yang postitif. Perbuatan pendidikan tidak mungkin dan tidak pernah diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan yang merugikan atau bertentangan dengan kepentingan peserta didik ataupun masyarakat.
3.      Lingkungan pendidikan ini mencakup lingkungan fisik, sosial, intelektual, dan nilai-nilai.lingkungan fisik terdiri atas lingkungan alam dan lingkungan buatan manusia. Bentuk pendidikan diberikan melalui bimbingan, pengajaran dan latihan.

Bab 2
Konsep dan Lingkup Landasan Psikologis
Dalam bab konsep dan lingkup landasan psikologis ini terdapat pembahasan tentang landasan psiologis, tujuan dan kegunaan mempelajari psikologi, ruang lingkup psikologi, landasan psikologi proses pendidikan, tujuan mempelajari landasan psikologis proses pendidikan, ruang lingkup landasan psikologis proses pendidikan.
1.        Landasan psikologis merupakan dasar-dasar pemahaman dan pengkajian sesuatu dari sudut karakteristik dan perilaku manusia, khususnya manusia sebagai individu.
2.        Tujuan dan kegunaan mempelajari psikologi adalah pertama, agar seseorang mempunyai pemahaman yang lebih baik tentang individu, baik dirinya sendiri, maupun orang lain. Kedua, dengan hasil pemahaman tersebut seseorag diharapkan dapat bertindak ataupun memberikan perlakuan yang lebih bijaksana.
3.        Ruang lingkup psikologi cukup luas, sebab individu manusia berada dalam berbagai posisi, kondisi dan tahap perkembangan.
4.        Landasan psikologis proses pendidikan, berintikan interaksi antara pendidik (guru) dengan peserta didik (siswa) untuk meningkatkan kemampuan para peserta didik, dengan dukungan sarana dan fasilitas tertentu yang berlangsung dalam suatu lingkungan tertentu.
5.        Tujuan mempelajari landasan psikologis proses pendidikan adalah interaksi antara guru dengan siswa. Ada dua tujuan utama dari studi tentang landasan psikologis proses pendidikan. Pertama, agar para guru, para pendidik atau calon guru dan calon pendidik mempunyai pemahaman yang lebih baik tentang situasi pendidian. Kedua, agar para guru, pendidik atau calon guru, calon pendidik mampu menyiapkan dan melaksanakan pengajaran dan bimbingan terhadap siswa, peserta didik dengan lebih baik. Dengan dua bekal tersebut diharapkan guru, pendidik dapat membantu siswa, peserta didik dalam mencapai perkembangan yang setinggi-tingginya sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
6.        Ruang lingkup landasan psikologis proses pendidikan mempelajari situasi pendidikan dengan fokus utama interaksi pendidikan, yaitu interaksi antara siswa dengan guru, yang berlangsung dalam suatu lingkungan.siswa menduduki tempat yang paling utama dalam interaksi ini. Seluruh kegiatan interaksi pendidikan diciptakan bagi kepentingan siswa, yaitu membantu pengembangan semua potensi dan kecakapan yang dimilikinya setinggi-tingginya

Bab 3
Perilaku Siswa Sebagai Individu
Dalam bab perilaku siswa sebagai individu ini terdapat pembahasan konsep individu dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku individu.
1.        Konsep individu, siswa atau peserta didik yang melakukan kegiatan belajar mengajar atau mengikuti proses pendidikan, adalah individu. Baik di dalam kegiatan klasikal, kelompok ataupun individual, proses dan kegiatan belajarnya tidak dapat dilepaskan dari karakteristik, kemampuan dan perilaku individualnya.
2.        Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku individu, baik yang bersumber dari dalam dirinya (faktor internal) atau pun yang berasal dari luar dirinya (faktor eksternal).


Bab 4
Dinamika Perilaku Individu
Dalam bab dinamika perilaku individu ini terdapat pembahasan tentang interaksi individu dengan lingkungan, dan motivasi.
1.        Interaksi individu dengan lingkungannya, yaitu: (a) individu menerima lingkungan, dan (b) individu menolak lingkungan.
2.        Motivasi terbentuk oleh tenaga-tenaga yang bersumber dari dalam dan luar diri individu. Motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam suatu kegiatan, akan mempengaruhi kekuatan dari kegiatan tersebut, tetapi motivasi juga dipengaruhi oleh tujuan. Makin tinggi dan berarti suatu tujuan, makin besar motivasinya, dan makin besar motivasi akan makin kuat kegiatan dilaksanakan. Proses motivasi ini meliputi tiga langkah, yaitu :
a.       Adanya suatu kondisi yang terbentuk dari tenaga-tenaga pendorong (desakan, motif, kebutuhan dan keinginan) yang menimbulkan suatu ketegangan atau tension.
b.      Berlangsungnya kegiatan atau tingkah laku yang diarahkan kepada pencapaian sesuatu tujuan yang akan mengendurkan atau menghilangkan ketegangan.
c.       Pencapaian tujuan dan berkurangnya atau hilangnya ketegangan.

Bab 5
Perasaan dan Emosi
Dalam bab perasaan dan emosional ini terdapat pembahasan tentang perasaan, emosi, dan cinta. Emosi dan perasaan merupakan suasana psikis atau suasana batin yang dihayati seseorang pada suatu saat. Dalam kehidupan sehari-hari keduanya sering diartikan sama, dan untuk keduanya juga digunakan istilah yang sama yaitu perasaan.
1.        Perasaan seperti halnya juga emosi merupakan suatu suasana batin atau suasana hati yang membentuk suatu kontinum atau garis. Kontinum ini bergerak dari ujung yang paling positif yaitu sangat senang sampai dengan ujung yang paling negatif, sangat tidak senang.
2.        Emosi, perpaduan dari beberapa perasaan yang mempunyai intensitas yang relatif tinggi, dan menimbulkan suatu gejolak suasana batin, suatu stirred up or aroused state of the human organization. Emosi seperti halnya perasaan juga membentuk suatu kontinum, bergerak dari emosi positif sampai dengan yang bersifat negatif. Macam-macam emosi ada takut, cemas, dan khawatir. Marah dan permusuhan. Rasa bersalah dan rasa berduka.
3.        Cinta, jenis perasaan ini sangat populer, banyak diangkat menjadi tema-tema karya seni, mengandung keindahan, romantika di samping banyak menimbulkan tragedi baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat. Erich Fromm (1957) membedakan ada lima macam cinta, yaitu : cinta sahabat, cinta orang tua, cinta erotik, cinta diri sendiri dan cinta Tuhan.

Bab 6
Kecakapan
Dalam bab kecakapan ini terdapat pembahasan tentang konsep kecakapan, kecerdasan, kecerdasan jamak, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual, mengukur kecerdasan, bakat dan hasil belajar, kreativitas.
1.        Konsep kecakapan, kepribadian individu merupakan suatu kesatuan, tetapi secara garis besar dapat dibedakan dalam beberapa aspek, yaitu : aspek intelektual, fisik-motorik, sosial, dan emosional.
2.        Carl Witherington, mengemukakan enam ciri dari perbuatan yang cerdas, yaitu :
a.       Memiliki kemampuan yang cepat dalam bekerja dengan bilangan (facility in the use of numbers).
b.      Efisien dalam berbahasa (language efficiency).
c.       Kemampuan mengamati dan menarik kesimpulan dari hasil pengamatan yang cukup cepat (speed of perception).
d.      Kemampuan yang mengingat yang cukup cepat dan tahan lama (facility in memorizing).
e.       Cepat dalam memahami hubungan (facility in relationship).
f.       Memiliki daya khayal atau imajinasi yang tinggi (imagination).
3.        Kecerdasan jamak menurut Gardner ada tujuh macam kecerdasan yaitu :
a.       Intelegensi linguistik-verbal
b.      Kecerdasan matematis-logis
c.       Kecerdasan ruang-visual
d.      Kecerdasan kinestetik atau gerakan fisik
e.       Kecerdasan musik
f.       Kecerdasan hubungan sosial
g.      Kecerdasan kerohanian
4.        Kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Zohar dan Marshall, mengemukakan beberapa indikator dari kecerdasan spiritual yang tinggi, yaitu :
a.       Kemampuan untuk menjadi fleksibel
b.      Derajat kesadaran diri yang tinggi
c.       Kecakapan untuk menghadapi dan menggunakan serangan
d.      Kecakapan untuk menghadapi dan menyalurkan/memindahkan rasa sakit
e.       Kualitas untuk terilhami oleh visi dan nilai
f.       Enggan melakukan hal yang merugikan
g.      Kecenderungan melihat hubungan antar hal yang berbeda (keterpaduan)
h.      Ditandai oleh kecenderungan untuk bertanya mengapa, mencari cawaban mendasar,
i.        Mandiri, menentang tradisi.
5.        Mengukur kecerdasan atau intelegensi itu merupakan suatu kapasitas umum atau suatu kecakapan potensial umum, jadi belum merupakan kecakapan nyata. Penilaian atau pengukuran terhadap sesuatu yang masih bersifat potensial sesungguhnya sangat sulit, sebab masih bersifat tertutup.
6.        Bakat dan hasil belajar. Bahwa bakat merupakan kecakapan potensial yang bersifat khusus yaitu khusus dalam sesuatu bidang atau kemampuan tertentu. sedangkan hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.
7.        Kreativitas. Kemampuan ini banyak dilandasi oleh kemampuan intelektual, seperti intelegensi, bakat dan kecakapan hasil belajar, tetapi juga didukung oleh faktor-faktor afektif dan psikomotor. Kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan sesuatu hal yang baru, cara-cara baru, model baru yang berguna bagi dirinya dan bagi masyarakat.

Bab 7
Perkembangan Peserta Didik

1.        Konsep perkembangan
a.         Pengertian perkembangan merupakan perubahan yang bersifat progresif yaitu menuju ketahap yang lebih tinggi, lebih besar, lebih baik dari seluruh aspek kepribadian.
b.         Prinsip-prinsip perkembangan
1)        Perkembangan berlangsung seumur hidup dan meliputi seluruh aspek.
2)        Setiap individu memiliki kecepatan dan kuatitas perkembangan yang berbeda.
3)        Perkembangan secara relatif beraturan, mengikuti pola-pola tertentu.
4)        Perkembangan berlangsung secara berangsur-angsur, sedikit demi sedikit.
5)        Perkembangan berlangsung dari kemampuan yang bersifat umum menuju ke yang lebih khusus, mengikuti proses diferensiasi dan integrasi.
6)        Secara normal perkembangan individumengikuti selurih fase, tetapi karena faktor-faktor khusus, fase tertentu dilewati dengan cepat atau sangat lambat.
7)        Sampai batas-batas waktu perkembangan sesuatu aspek dapat dipercepat atau diperlambat.
8)        Perkembangan aspek-aspek tertentu berjalan sejajar atau berkorelasi dengan aspek lainnya.
9)        Pada saat-saat tertentu dan dalam bidang-bidang  tertentu perkembangan pria berbeda dengan wanita.
c.         Aspek-aspek perkembangan. Secara garis besar dapat dibedakan beberapa aspek perkembangan, yaitu : fisik-motorik, intelektual, sosial-komunikasi, dan afektif yang meliputi emosi, sikap, moral dan keagamaan. Perkembangan aspek tersebut terbagi lagi atas aspek-aspek yang lebih kecil, yang didalam kenyataannya seringkali sukar dipisahkan bahkan dibedakan, karena terkait satu dengan yang lainnya, saling pengaruh mempengaruhi, dan berintegrasi.
2.        Tahap-tahap perkembangan dimulai sejak masa konsepsi dan berakhir menjelang kematiannya. Berdasarkan kesamaan karakteristik dan segi-segi yang menonjol pada periode-periode tertentu, para ahli psikologi perkembangan emagi keseluruhan masa perkembangan atas tahapn-tahapan tertentu. aristoteles membagi masa perkembangan atas masa : kanak-kanak, anak, remaja dan dewasa dalam rentang waktu 7 tahunan.

Bab 8
Kepribadian

1.        Konsep kepribadian
Dalam kehidupan sehari-hari orang mengartikan kepribadian sangat beragam. Ada yang mengartikan sebagai sesuatu yang dimiliki atau tidak dimiliki, sifat-sifat yang menarik atau tidak menarik, pengaruh seseorang kepada yang lain, keagresifan, sebagai benda yang dimiliki sedikit atau banyak, terbatas kepada faktor-faktor jasmaniah, semata-mata hasil kebudayaan, atau sebagai jumlah sifat atau ciri-ciri.
2.        Konsep aku. Manusia adalah makhluk istimewa, selain karena memiliki kemampuan-kemampuan lebih tinggi dari makhluk lainnya ia juga memiliki apa yang disebut aku, diri atau dalam bahasa inggrisnya self atau ego. Aku atau self memiputi segala kepercayaan, sikap, perasaan dan cita-cita, baik yang disadari ataupun tidak disadari individu tentang dirinya.
3.        Tipologi kepribadian merupakan suatu kesatuan yang menyeluruh dan kompleks. Walaupun tiap orang memiliki kepribadiannya sendiri-sendiri, beberapa ahli mecoba melihat kesamaan-kesamaan dan dirumuskannya dalam tipologi kepribadian. Tipologi lama dari Hipocrates kemudian diperkuat oleh Galenus, membedakan kepribadian atas tipe kholerik, melankolik, flegmatik dan sanguinis. Beberapa tipologi baru, banyak memasukkan karakteristik sosial.
4.        Kesehatan mental dibedakan dengan ilmu kesehatan mental. Kesehatan mental berkenaan dengan kondisi mental yang sehat, yang tidak sakit, sedang ilmu kesehatan mental berkenaan dengan prinsip-prinsip dan usaha-usaha untuk menciptakan kesehatan mental atau mental yang sehat.

Bab 9
Konsep dan Teori Belajar

1.        Konsep belajar
Individu selalu berkembang sebagian besar perkembangan tersebut diperoleh melalui belajar. Ada dua hal penting dalam belajar. Pertama belajar berlangsung melalui pengalaman. Pengalaman sendiri, bersama guru atau teman, menggunakan buku, internet ataupun pengalaman langsung. Kedua, melalui proses belajar tersebut terjadi perubahan-perubahan dalam setiap aspek kepribadian. Perubahan ke arah yang lebih tinggi, lebih berkualitas, lebih baik, tetapi biasa saja ke arah yang kurang baik, baik yang nampak maupun yang tidak nampak.
2.        Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar seperti faktor dalam diri individu dan faktor lingkungan.
3.        Prinsip-prinsip belajar, beberapa prinsip umum belajar :
a.       Belaar merupakan bagian dari perkembangan.
b.      Belajar berlangsung seumur hidup.
c.       Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan, faktor lingkungan, kematangan serta usaha dari individu sendiri.
4.        Beberapa teori belajar
Secara garis besar dikenal ada tiga rumpun besar psikologi yaitu: teori disimplin mental, behaviorisme, dan Cognitive-Gestalt-Field.

Bab 10
Belajar di Sekolah
1.        Belajar proses dan belajar hasil
Secara garis besar dibedakan dua pendekatan dalam belajar, yaitu pendekatan yang menekankan hasil dengan yang enekankan proses belajar. Pendekatan yang menekankan hasil dilatarbelakangi oleh psikologi daya, Herbatisme dan Behavioriseme. Dalam pendekatan tersebut yang diutamakan adalah penguasaan hasil atau target belajar.
2.        Sasaran belajar
Belajar merupakan suatu upaya pengembangan seluruh kepribadian individu, baik segi fisik maupun psikis. Belajar diarahkan pada pencapaian sasaran atau tujuan belajar, baik yang berjangka panjang (tujuan institusional, kurikuler) maupun tujuan jangka pendek (tujuan pembelajaran), Bloom dkk, membagi tujuan-tujuan ini atas tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, psikomotor. Masing-masing ranah tersebut terbagi lagi atas beberapa sub ranah yang bersifat hierarhis, mulai dari yang rendah sampai yang tinggi.
3.        Bentuk-bentuk kegiatan belajar
David P. Ausubel dan Floyd g. Robinson (1969) mengemukakan empat bentuk proses belajar mengajar yaitu belajar menerima dan belajar menemukan, belajar bermakna dan belajar menghafal. Belajar menemukan atau belajar diskaveri dan belajar menerima, pengertiannya hampir sejalan dengan kedua pendekatan yang telah dibicarakan di muka, yaitu pendekatan proses dan pendekatan hasil. Belajar diskaveri lebih mengutamakan kepada proses, sedangkan belajar menerima lebih menekankan kepada hasil.
4.        Belajar tuntas
Suatu upaya belajar di mana siswa dituntut menguasai hampir seluruh bahan ajaran. Karena menguasai 100% bahan ajar sangat sukar, maka yang dijadikan ukuran biasanya 85% tujuan yang harus dicapai.
5.        Belajar afektif
Belajar afektif berbeda dengan belajar intelektual dan keterampilan. Karena segi afektif sangat bersifat subjektif, lebih mudah berubah, dan tidak ada materi khusus, yang harus dipelajari. ada beberapa model belajar mengajar yang afektif, yang populer dan banyak digunakan, seperti : model konsiderasi, model pembentukan rasional, klarifikasi nilai, pengembangan moral-kognitif, model nondirektif.

Bab 11
Belajar Dalam Lingkup Luas

Dalam belajar di sekolah ini terdapat pembahasan tentang tantangan untuk belajar secara luas, empat pilar belajar, masyarakat belajar, E-Learning, memadukan e-learning dengan belajar di sekolah.
1.        Tantangan untuk belajar secara luas
Dewasa ini terjadi perkembangan yang sangat cepat berbagai aspek kehidupan: sosial, ekonomi, budaya, politik, komunikasi, keamanan, dll., yang dilatarbelakangi oleh pesatnya kemajuan dibidang ilmu dan teknologi. Perkembangan-perkembangan tersebut menimbulkan berbagai tantangan, terutama tantangan bagi perkembangan penduduk bumi ini agar bisa setaraf dan berjalan dengan tuntunan perkembangan tersebut.
Unesco dalam salah satu laporan komisinya yang berjudul Learning: the Treasure Whitin (1996), mengemukakan sejumlah tantangan yang berupa keseimbangan tekanan (tension), yaitu tantangan yang berupa tuntutan: global dengan lokal, universal dengan individual, tradisional dengan modern, pertimbangan jangka panjang dengan jangka pendek, kompetisi dengan pemberian kesempatan yang sama, perluasan pengetahuan yang luar biasa dengan kemampuan rata-rata manusia untuk menguasainya, antara tuntutan spiritual dengan kebutuhan material.
2.        Empat pilar belajar
Untuk menghadapi dan menyesuaikan diri dengan tuntutan perkembangan dunia yang sangat cepat, Unisco merumuskan empat pilar belajar, yaitu: belajar mengetahui (learning to know), belajar berkarya (learning to do), belajar hidu bersama (learning to live together), dan belajar berkembang secara untuh (learning to be).
3.        Masyarakat belajar
Ronald Gross dalam Peak Learning (1991) mengidentifikasi enam mitos tentang belajar: a) bahwa belajar itu membosankan, merupakan kegiatan yang tidak menyenangkan, b) belajar hanya berkenaan dengan materi dan keterampilan yang diberikan di sekolah, c) pembelajar harus pasif, menerima dan mengikuti yang diberikan guru, d) dalam belajar, si pembelajar berada di bawah perintah dan aturan guru, e) belajar harus sistematis, logis dan terencana, f)belajar harus mengikuti seluruh apa yang telah ditentukan.
Masyarakat tercipta apabila, para temaja yang telah menamatkan pendidikan dan orang dewasa yang telah bekerja, merasa butuh belajar, senang belajar dan terus melakukan kegiatan belajar. Dalam masyarakat belajar yang belajar bukan hanya anak dan remaja tetapi juga para orang dewasa. Belajar orang dewasa berbeda dengan anak dan remaja. Usia mereka berbeda, kehidupan, urusan dan permasalahan mereka juga berbeda. Oleh karena itu materi, metode, media, sumber, tempat dan waktu pembelajarannyapun berbeda.
4.        E-Learning banyak dilakukan di dunia bisnis, karena mereka membutuhkan informasi yang paling barupaling akurat, selengkap mungkin, dan semurah mungkin. Karena informasi tersebut selalu berubah dan bertambah, maka mereka perlu belajar setiap saat. Dengan e-learning kita dapat belajar 24 jam sehari, mempelajari segala macam ilmu pengetahuan dan informasi, dari seluruh pelosok dunia. Menghadapi lautan pengetahuan dan informasi, kita tidak hanya melihat dan mengenalnya, dan berbepan sebagai penonton. Kita juga harus menjadi pelaku , harus berusaha menguasai dan memanfaatkannya. E-learning tidak sekedar mendapatkan pengetahuan dan informasi, tetapi juga menganalisis, memilih-memilih, mereorganisasi-mengemas, melahirkan bentuk baru, menggunkannya untuk berbagai tujuan dan pemecahan maslah.
5.        Memadukan e-learning dengan belajar di sekolah
Meskipun e-learning banyak memiliki keampuhan, tetapi tidak bida menggantikan kegiatan belajar di sekolah. E-lerning merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan bersama pendekatan lainnya dalam pembelajaran di sekolah.

Bab 12
Pemahaman Pribadi Siswa
Dalam bab pemahaman pribadi siswa ini terdapat pembahasan tentang tujuan dan kegunaan pemahaman, aspek-aspek yang dipahami, teknik-teknik pemahaman, penggunaan hasil pemahaman.
Bab 13
Bimbingan Belajar
Dalam bab bimbingan belajar ini terdapat pembahasan tentang konsep bimbingan, tujuan dan konsep bimbingan konseling, bimbingan belajar di sekolah, dan teknik-teknik bimbingan belajar.
Bab 14
Guru dan Tugas-Tugasnya
Dalam bab guru dan tugasnya ini terdapat pembahasan tentang siapakah guru, kematangan kepribadian guru, kemampuan profesional guru dalam berkomunikasi, profesi pengajaran.
1.        Siapakah guru: guru sebagai pribadi, guru sebagai pendidik dan pengajar, guru sebagai pembimbing.
2.        Kematangan kepribadian guru yaitu kedewasaan, kesehatan fisik dan psikis.
3.        Kemampuan profesional yaitu penguasaan ilmu dan keterampilan keguruan, sifat dansikap profesional, kemampuan bekerjasama.
4.        Kemampuan guru dalam berkomunikasi
Pendidikan dan pengajaran berintikan interaksi antara guru dengan siswa. Interaksi pendidikan dengan pengajaran hampir seluruhnya menggunakan media bahasa, entah bahasa lisan, tulis ataupun gerak dan isyarat. Interaksi dengan menggunakan media bahasa disebut komunikasi. Dengan demikian komunikasi memegang peranan yang menentukan dalam interaksi pendidikan atau pengajaran.
5.        Proses pengajaran meliputi bentuk pengajaran, media pengajaran, penyampaian informasi, mendapatkan informasi dari siswa, mengaplikasikan pengetahuan, membangkitkan motivasi belajar, dan memberikan kritik.

§  Kelebihan Buku:
1)      Mudah di mengerti karena menggunakan bahasa yang baku dan juga pembahasan masing-masing bab jelas. Sehingga dapat mempermudah mahasiswa dalam memahami materi
2)      Pada masing-masing bab dilengkapi rangkuman sehingga memudahkan mahasiswa dalam mencariinti pembahasan
3)      Buku ini juga cocok untuk dibaca bagi para calon guru maupun guru atau juga orang tua untuk lebih mengerti perkembangan anak, sehingga lebih mudah dalam mengarahkan pendidikan anak.

§  Kekurangan Buku:
1)      Cover buku kurang menarik
2)      Bahasa yang digunakan dalam tersebut terlalu panjang dan agak berlebihan sehingga membuat pembaca kesulitan untuk memahami buku tersebut
3)      Kurang dilengkapi dengan gambar/tabel/bagan, sehingga membuat pembaca merasa mudah bosan.